A.
PENDAHULUAN
Luasan
tanaman Bawang Merah di Provinsi Jawa Tengah hampir rata – rata setiap tahun
berkisar 50.000 – 60.000 Ha. Sedang kebutuhan akan benih per 1 Ha berkisar
antara 1,5 Ton – 1,8 Ton, berarti untuk Provinsi Jawa Tengah saja memerlukan
Kebutuhan benih antara 100 – 110 Ribu Ton dalam satu tahun. Kebutuhan benih tertinggi biasanya pada awal musim kemarau
yaitu Bulan Mei s.d Juni dan awal musim hujan yaitu antar bulan
Nopember s.d Desember. Kebutuhan Benih tersebut dapat terpenuhi dari:
Petani ± 30 % dan dari Pedagang Benih ±
70 %. Benih yang didapat dari Pedagang Benih biasanya berasal dari :
a.
Calon
benih asal pertanaman sendiri
b.
Calon
benih asal pembelian dari para petani yang tanamanya dianggap baik
c.
Calon
benih asal pembelian dari import (sebenarnya konsumsi)
Sedangkan
peningkatan mutu produksi sangat dipengaruhi oleh faktor mutu benih, melihat kondisi
yang tersebut di atas tadi, maka kami sangat tertarik untuk melaksanakan Pembenihan
Bawang Merah
B.
TENIK BUDIDAYA
PEMBENIHAN BAWANG MERAH
Teknik Budidaya Pembenihan
Bawang Merah pada dasarnya hampir sama dengan Budidaya Tanaman Bawang Merah
pada umumnya (yang diproduksi untuk sayuran/konsumsi), tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Budidaya Pembenihan Bawang Merah antara lain yaitu :
1.
Asal Usul Benih
Benih yang digunakan harus bermutu
tinggi, baik kemurnian benih, kesehatan benih, dan juga berlabel.
2.
Jarak Tanam
Jarak tanam biasanya lebih sampai (10 Cm x 15 Cm) tergantung varietas
sehingga diperoleh jumlah umbi lebih kecil, untuk itu penggunaan benih per 1 Ha
akan lebih banyak yaitu antara ± 1.5 – 1.8 ton.
3.
Adanya Seleksi Benih
di Pertanaman .
Yaitu menyelesaikan benih atau varietas
lain yang mungkin ada, dengan member tanda atau ajir pada tanaman yang
dicurigai varietas lain dan dicabut atau di panen 1 (satu) hari sebelum saat panen.
Pemberian ajir atau seleksi ini akan lebih mudah pada saat bawang merah
berumur antara 15 – 30 hari.
4.
Seleksi Benih Setelah
Diikat
Setelah panen, bawang merah dijemur sampai
kering dan diadakan seleksi ulang/sortasi, yaitu disamping untuk membuang umbi yang
busuk, umbi muda, umbi juga dielah dari rumpunnya (diprecel) agar umbi yang didapat satu – satu. Hal ini untuk
menghindari agar bila dalam penyimpanan ada umbi yang busuk tidak mudah menjalar
ke umbi yang lainya, serta kotoran yang melekat dalam rumpunan akan terbuang.
5.
Umur Tanaman
Untuk mendapatkan hasil umbi yang baik, maka umur
tanaman umbi lebih tua (lebih lama) ± 5 - 7 hari dibandingkan
dengan umbi yang untuk konsumsi/sayur.
6.
Penjemuran
Sebelum disimpan dilakukan penjemuran sampai
umbi kering ± 10 - 15 hari dengan cara menmablikan gedengan agar merata.
7.
Varietas
Varietas yang ditanam adalah varietas
yang banyak diminta oleh petani (permintaan pasar).
8.
Dormansi (Masa Istirahat Benih)
Tiap – tiap varietas masa dormansi tidak sama, ada yang
pendek 50 hari simpan ada yang 120 hari baru siap tanam. Hal ini penting untuk
menentukan jadwal tanam.
9.
Ketahanan
Penyakit
Tidak semua varietas tahan terhadap cuaca buruk (musim hujan). Biasanya varietas yang
tahan adalah varietas lokal atau varietas unggul setempat.
C.
PENYIMPANAN
1.
Penyimpanan
Gudang
Yang perlu diperhatikan adalah :
a.
Gudang
tidak bocor bila ada hujan
b.
Ventilasi gudang cukup, ada sirkulasi udara.
c.
Gudang
harus kering (tidak lembab).
d.
Ada
pemanas terutama pada musim penghujan.
2.
Rak–rak Penyimpanan
Ø Rak biasanya
terbuat dari bahan kayu atau bambu, disusun sehingga punya daya tamping yang
cukup banyak.
Ø Jarak antara rak
1 ke rak 2 kurang lebih 1 meter, tinggi rak disesuaikan dengan tinggi bangunan atau gudang, lebar rak ± 2 meter, panjang disesuaikan dengan gudang.
Ø Jarak antar
barisan ± 30 cm tergantung besar kecilnya ikatan (bila system gantung).
Ø Jarak antar sap
± 30 cm.
Ø Jarak dari
lantai ke sap pertama ± 50 cm.
3.
Penyimpanan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan :
1.
Bila
cuaca lembab perlu ada pengasapan
Hal ini adalah untuk menjaga agar tidak
lembab, maka semua ventilasi ditutup dengan plastic.
2.
Setelah
Bawang Merah umur ± 60 Hari bawang siap jadi benih dan siap diberi label untuk
dipasarkan.
D.
SARANA PRODUKSI
NO.
|
JENIS SAPRODI
|
JUMLAH
|
HARGA SATUAN
(Rp)
|
JUMLAH
(Rp)
|
a)
|
Benih
Berlabel / BP
|
1800 Kg
|
30.000
|
54.000.000
|
b)
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pupuk
Urea
SP
36
NPK
Kamas
DAP
|
150
300
300
250
250
|
2000
2200
8200
7800
6500
|
300.000
660.000
2.460.000
1.950.000
1.625.000
|
c)
|
Pestisida
Regent
Goal
Dithane
Aben
Larvin
Perekat
/ Selecol
|
12 Kg
6 Botol
22 Kg
30 Btl@250 cc
42 Ons
15 ltr
|
25.000
28.000
72.000
137.000
40.000
23.000
|
300.000
180.000
1.580.000
4.110.000
2.100.000
345.000
|
d)
|
Lahan
Sewa
Lahan 1 X tanam
|
6.500.000
|
6.500.000
|
|
e)
1.
2.
3.
|
Lain
– lain :
Tutup
Plastik
Natura
Sortasi
Benih
|
30 Kg
25 Org
|
23.000
40.000
|
690.000
250.000
1.000.000
|
E.
PELABELAN
Dalam rangka menunjang Program Pemerintah melaksanakan
perbanyakan benih bermutu, maka sertifikat benih atau pelabelan sangat
dibutuhkan, dan kami selaku petani ikut berpatisipasi membantu program
tersebut, sedang pengajuan pelabelan yang kami laksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Pengajuan
permohonan sertifikat benih atau pelabelan kepada BPSB Kabupaten (saat pengolahan tanah) dengan mencantumkan :
Nama Petani Pelaksana : ……………………….
Lokasi
Pembenihan : ……………………….
Jadwal Tanam : ……………………….
Varietas : ……………………….
Asal benih /
Kelas benih : ……………………….
2.
Laporan
rencana panen 5 - 7 hari sebelum panen.
Pemerikasaan lapangan atau pengambilan sampel oleh petugas
BPSB.
F.
MASALAH
DAN UPAYA PEMECAHAN
1.
Permasalahan
Masalah
– masalah yang terjadi dalam usaha pembenihan bawang merah antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Proses
budidaya lebih rumit / berbelit dibandingkan dengan usaha budidaya pertanaman bawang
merah untuk sayur/ konsumsi.
b. Memerlukan
biaya yang lebih banyak
c. Dibutuhkan
gudang beserta perlengkapannya untuk penyimpanan
d. Bakal
benih yang sudah disimpan kadang – kadang secara mendadak harus segera dijual
karena petani terdesak atau memerlukan dana untuk usaha tani musim tanam bawang
berikutnya.
e. Pemiliknya
/ penyewaan tanah sangat sempit dan berpindah – pindah lahan garapan.
f. Penanaman
harus dilakukan secara rutin setiap bulan.
2.
Upaya
Pemecahan Masalah
Upaya yang dapat dilakukan guna
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam usaha pembenihan bawang merah adalah
sebagai berikut :
1. Menjual
benih pada saat harga tinggi.
2. Menjaga
kualitas benih, dengan cara melaksanakan budidaya, proses pemanenan dan
penyimpanan secara tepat / baik .
3. Berhubungan
atau mengenal lebih banyak petani bawang merah sehingga mengetahui secara pasti
kebutuhan benih, baik varietas maupun waktu pengadaanya.
4. Selalu
mencari informasi dan menambah pengetahuan serta wawasan melalui berbagai pihak
(pengalaman sesama petani, aparat atau instansi pemerintah dan lembaga
keuangan)
G. PENUTUP
1.
Kesimpulan
Usaha pembenihan
bawang merah merupakan usaha tani yang menguntungkan dan memiliki prospek yang
cerah di masa yang akan dating. Proses produksi, sejak budidaya sampai
pengemasan, dalam pengemasan, dapat dilakukan secara sederhana oleh petani tanpa
peralatan yang canggih atau modern.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Disini