Pages

Ads 468x60px

Rabu, 06 Januari 2016

TEKNIK BUDIDAYA BENIH BAWANG MERAH

A.    PENDAHULUAN
Luasan tanaman Bawang Merah di Provinsi Jawa Tengah hampir rata – rata setiap tahun berkisar 50.000 – 60.000 Ha. Sedang kebutuhan akan benih per 1 Ha berkisar antara 1,5 Ton – 1,8 Ton, berarti untuk Provinsi Jawa Tengah saja memerlukan Kebutuhan benih antara 100 – 110 Ribu Ton dalam satu tahun. Kebutuhan benih  tertinggi biasanya pada awal musim kemarau yaitu Bulan Mei  s.d  Juni dan awal musim hujan yaitu antar bulan Nopember s.d  Desember.  Kebutuhan Benih tersebut dapat terpenuhi dari: Petani  ± 30 % dan dari Pedagang Benih ± 70 %. Benih yang didapat dari Pedagang Benih biasanya berasal dari :
a.       Calon benih asal pertanaman sendiri
b.      Calon benih asal pembelian dari para petani yang tanamanya dianggap baik
c.       Calon benih asal pembelian dari import (sebenarnya konsumsi)
Sedangkan peningkatan mutu produksi sangat dipengaruhi oleh faktor mutu benih, melihat kondisi yang tersebut di atas tadi, maka kami sangat tertarik untuk melaksanakan Pembenihan Bawang Merah

B.     TENIK BUDIDAYA PEMBENIHAN BAWANG MERAH
Teknik Budidaya Pembenihan Bawang Merah pada dasarnya hampir sama dengan Budidaya Tanaman Bawang Merah pada umumnya (yang diproduksi untuk sayuran/konsumsi), tetapi  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Budidaya Pembenihan Bawang Merah antara lain yaitu :
1.         Asal Usul Benih
Benih yang digunakan harus bermutu tinggi, baik kemurnian benih, kesehatan benih, dan juga berlabel.
2.         Jarak Tanam
Jarak tanam biasanya lebih sampai (10 Cm x 15 Cm) tergantung varietas sehingga diperoleh jumlah umbi lebih kecil, untuk itu penggunaan benih per 1 Ha akan lebih banyak yaitu antara ± 1.5 – 1.8 ton.
3.         Adanya Seleksi Benih di Pertanaman .
Yaitu menyelesaikan benih atau varietas lain yang mungkin ada, dengan member tanda atau ajir pada tanaman yang dicurigai varietas lain dan dicabut atau di panen 1 (satu) hari sebelum saat panen.  Pemberian ajir atau seleksi ini akan lebih mudah pada saat bawang merah berumur antara 15 – 30 hari.
4.         Seleksi Benih Setelah Diikat
Setelah panen, bawang merah dijemur sampai kering dan diadakan seleksi ulang/sortasi, yaitu disamping untuk membuang umbi yang busuk, umbi muda, umbi juga dielah dari rumpunnya (diprecel) agar umbi yang didapat satu – satu. Hal ini untuk menghindari agar bila dalam penyimpanan ada umbi yang busuk tidak mudah menjalar ke umbi yang lainya, serta kotoran yang melekat dalam rumpunan akan terbuang.
5.         Umur Tanaman
Untuk  mendapatkan hasil umbi yang baik, maka umur tanaman umbi lebih tua  (lebih lama) ± 5 - 7 hari dibandingkan dengan umbi yang untuk konsumsi/sayur.
6.         Penjemuran
Sebelum disimpan dilakukan penjemuran sampai umbi kering ± 10 - 15 hari dengan cara menmablikan gedengan agar merata.
7.         Varietas
Varietas yang ditanam adalah varietas yang banyak diminta oleh petani (permintaan pasar).
8.         Dormansi (Masa Istirahat Benih)
Tiap – tiap  varietas masa dormansi tidak sama, ada yang pendek 50 hari simpan ada yang 120 hari baru siap tanam. Hal ini penting untuk menentukan jadwal tanam.
9.         Ketahanan Penyakit
Tidak  semua varietas tahan terhadap cuaca buruk (musim hujan). Biasanya varietas yang tahan adalah varietas lokal atau varietas unggul setempat.

 C.    PENYIMPANAN
1.         Penyimpanan Gudang
Yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Gudang tidak bocor bila ada hujan
b.      Ventilasi  gudang cukup, ada sirkulasi udara.
c.       Gudang harus kering (tidak lembab).
d.      Ada pemanas terutama pada musim penghujan.
2.         Rak–rak Penyimpanan
Ø  Rak biasanya terbuat dari bahan kayu atau bambu, disusun sehingga punya daya tamping yang cukup banyak.
Ø  Jarak antara rak 1 ke rak 2 kurang lebih 1 meter, tinggi rak disesuaikan dengan tinggi bangunan  atau gudang, lebar rak  ± 2 meter, panjang disesuaikan dengan gudang.
Ø  Jarak antar barisan ± 30 cm tergantung besar kecilnya ikatan (bila system gantung).
Ø  Jarak antar sap ± 30 cm.
Ø  Jarak dari lantai ke sap pertama ± 50 cm.
       3.         Penyimpanan
Hal – hal yang  perlu diperhatikan dalam penyimpanan :
1.      Bila cuaca lembab perlu ada pengasapan
Hal ini adalah untuk menjaga agar tidak lembab, maka semua ventilasi ditutup dengan plastic.
2.      Setelah Bawang Merah umur ± 60 Hari bawang siap jadi benih dan siap diberi label untuk dipasarkan.
                                                                                           
D.    SARANA  PRODUKSI
NO.
JENIS  SAPRODI
JUMLAH
HARGA SATUAN
(Rp)
JUMLAH
(Rp)
a)
Benih Berlabel / BP
1800 Kg
30.000
54.000.000
b)
1.
2.
3.
4.
5.
Pupuk
Urea
SP 36
NPK
Kamas
DAP

150
300
300
250
250

2000
2200
8200
7800
6500

300.000
660.000
2.460.000
1.950.000
1.625.000
c)
Pestisida
Regent
Goal 
Dithane
Aben
Larvin
Perekat / Selecol

12 Kg
6 Botol
22 Kg
30 Btl@250 cc
42 Ons
15 ltr

25.000
28.000
72.000
137.000
40.000
23.000

300.000
180.000
1.580.000
4.110.000
2.100.000
345.000
d)
Lahan
Sewa Lahan 1 X tanam



6.500.000

6.500.000
e)
1.
2.
3.
Lain – lain :
Tutup Plastik
Natura
Sortasi Benih

30 Kg

25 Org

23.000

             40.000

690.000
            250.000
1.000.000

E.     PELABELAN
Dalam rangka  menunjang Program Pemerintah melaksanakan perbanyakan benih bermutu, maka sertifikat benih atau pelabelan sangat dibutuhkan, dan kami selaku petani ikut berpatisipasi membantu program tersebut, sedang pengajuan pelabelan yang kami laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan permohonan sertifikat benih atau pelabelan kepada BPSB Kabupaten (saat pengolahan       tanah) dengan mencantumkan  :
     Nama   Petani Pelaksana         : ……………………….
     Lokasi Pembenihan                 : ……………………….
     Jadwal Tanam                         : ……………………….
     Varietas                                   : ……………………….
     Asal benih / Kelas benih         : ……………………….
2.      Laporan rencana panen 5 - 7 hari sebelum panen.
      Pemerikasaan  lapangan atau pengambilan sampel oleh petugas BPSB.

 F.    MASALAH  DAN UPAYA PEMECAHAN
             1.      Permasalahan
Masalah – masalah yang terjadi dalam usaha pembenihan bawang merah antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Proses budidaya lebih rumit / berbelit dibandingkan dengan usaha budidaya pertanaman bawang merah untuk sayur/ konsumsi.
b.      Memerlukan biaya yang lebih banyak
c.       Dibutuhkan gudang beserta perlengkapannya untuk penyimpanan
d.      Bakal benih yang sudah disimpan kadang – kadang secara mendadak harus segera dijual karena petani terdesak atau memerlukan dana untuk usaha tani musim tanam bawang berikutnya.
e.       Pemiliknya / penyewaan tanah sangat sempit dan berpindah – pindah lahan garapan.
f.       Penanaman harus dilakukan secara rutin setiap bulan.

           2.      Upaya Pemecahan Masalah
            Upaya yang dapat dilakukan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam usaha pembenihan bawang merah adalah sebagai berikut :
1.      Menjual benih pada saat harga tinggi.
2.      Menjaga kualitas benih, dengan cara melaksanakan budidaya, proses pemanenan dan penyimpanan secara tepat / baik .
3.      Berhubungan atau mengenal lebih banyak petani bawang merah sehingga mengetahui secara pasti kebutuhan benih, baik varietas maupun waktu pengadaanya.
4.      Selalu mencari informasi dan menambah pengetahuan serta wawasan melalui berbagai pihak (pengalaman sesama petani, aparat atau instansi pemerintah dan lembaga keuangan)

G.  PENUTUP
1.      Kesimpulan
Usaha pembenihan bawang merah merupakan usaha tani yang menguntungkan dan memiliki prospek yang cerah di masa yang akan dating. Proses produksi, sejak budidaya sampai pengemasan, dalam pengemasan, dapat dilakukan secara sederhana oleh petani tanpa peralatan yang canggih atau modern. 

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Disini

 
Blogger Templates