Menggemburkan tanah, hingga tanah mempunyai struktur bergumpal.
- Membuang
rumput jahat, seperti alang-alang, teki, mimosa dan lain-lain.
- Membuang
gas beracun yang terjadi karena kegiatan mikroba dalam tanah.
- Membuat
pembuangan air (drainage) yang baik.
Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah
sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat (tidak ada hujan) 2-4 minggu sebelum
tanam. Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, tanah
diolah dengan traktor atau pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam
sehingga terbentuk bongkahan-bongkahan. Bongkahan tanah ini diatur rapi
membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, dan selokan dengan lebar 20-40 cm.
Setelah olahan tanah dibiarkan kering benar, kemudian disiram air sedikit dan
tanah bedengan diratakan. Setelah tanah diratakan, yakni ± 1 minggu sebelum
tanam, diberikan pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 ton per hektar. Selanjutnya
1 hari sebelum tanam tanah bedengan dibasahi (disiram air secukupnya) dan hari
berikutnya bibit dapat ditanam. Pembahasan bedengan tanah yang kurang cukup
dapat menyebabkan pembusukan bibit yang baru ditanam.
Pada tanah yang berat seperti tanah alluvial, pengolahan tanah pada waktu tanah masih basah akan sulit dikerjakan (lengket) dan menghasilkan struktur tanah yang kurang menggumpal. Oleh karena itu sebaiknya pengolahan tanah dikerjakan pada waktu tanah mulai kering. Namun pada tanah ringan seperti tanah andosol/tanah berpasir, pengolahan tanah dapat dikerjakan setiap saat.
Pada tanah yang berat seperti tanah alluvial, pengolahan tanah pada waktu tanah masih basah akan sulit dikerjakan (lengket) dan menghasilkan struktur tanah yang kurang menggumpal. Oleh karena itu sebaiknya pengolahan tanah dikerjakan pada waktu tanah mulai kering. Namun pada tanah ringan seperti tanah andosol/tanah berpasir, pengolahan tanah dapat dikerjakan setiap saat.
Di daerah lahan yang tanahnya berat dan sering
banjir seperti di daerah Brebes, Tegal dan sebagainya, pengolahan tanah
dilakukan dalam bentuk surjan dengan selokan dalam (lebar selokan 40 era dan
dalam selokan 50 cm). Pembuatan surjan-surjan dengan selokan dalam pada bawang
merah tidak lain untuk menciptakan:
- Kondisi
tanah menjadi bergumpal (remah), karena gumpalan tanah olahan mengalami
pengeringan.
- Drainage
cepat, karena bedengan surjan tidak terlalu lebar, sedangkan selokannya
dalam (pada musim hujan).
Tetapi pembuatan selokan yang terlalu dalam
(lebih dari 0,5 meter) merupakan pemborosan. Selokan yang dalam dari bedengan
surjan ini mempunyai 3 fungsi penting yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai tempat penampungan air yang
dapat digunakan untuk pengairan apabila musim kemarau.
- Memberikan uap air yang
teratur, hingga dapat menimbulkan kondisi lingkungan (mikroklimat) yang
sejuk pada tanaman bawang merah di sekitamya.
- Merupakan alat pembuangan air (drainage) pada musim hujan atau kelebihan air.
Akan tetapi pada
daerah lahan gambut, yakni tanah yang dipenuhi bahan organik yang berasal dari
sisa-sisa pembusukan tumbuhan, pengolahan tidak boleh dikerjakan secara
intensif, apalagi disertai pembongkaran karena akan menyebabkan kerusakan tanah
akibat terjadinya penguraian bahan organik yang terlalu cepat. Pada daerah
seperti ini pengolahan tanah jangan terlalu dalam. Sebaliknya pada tanah berat,
pengolahan tanah yang terlalu dangkal, terutama apabila pengolahan tanah dengan
traktor, akan menyebabkan terjadinya lapisan keras di bawah bajak traktor,
hingga mengakibatkan air tanah menjadi tergenang (tidak porus). Dengan kejadian
seperti ini tanaman bawang akan kerdil tumbuhnya dan rendah hasilnya. Oleh
sebab itu pembajakan tanah harus dalam (lebih dari 30 cm). Keadaan air tanah
yang menggenang dapat menyebabkan hal-hal berikut.
- Keadaan
aerasi kurang baik, akibatnya tanaman kerdil.
- Beberapa
penyakit tanah mudah menyerang akar (leher batang) tanaman bawang.
Bibit
Bibit merupakan pangkal dari keberhasilan tanaman. Bibit yang jelek, berkeriput, terlalu kecil, terlalu lemah akan sulit menghasilkan umbi yang diharapkan. Bawang merah diperbanyak dengan biji dan umbi, tetapi pada umumnya sampai saat ini diperbanyak dengan umbi.
Umbi yang dapat digunakan untuk bibit harus memiliki persyaratan sebagai berikut.
Ukuran besar umbi 2,5-7,5 gram yakni kelas I 2,5-5 gram dan kelas II 5-7,5 gram.
- Telah
mempunyai umur yang cukup tua di kebun (65-100 hari), tergantung juga pada
varietas dan tinggi tempat bertanam.
- Tidak
bercampur dengan varietas lain (murni).
- Sehat,
tidak mengandung bibit penyakit dan hama. Ini berarti bibit dipungut dari
tanaman bawang merah yang sehat dan cukup tua.
- Tidak
cacat, luka atau sobek.
- Telah
mengalami penyimpanan antara 2-3 bulan tergantung varietasnya dan tempat
penyimpanannya, yang penting bibit telah mulai tumbuh, yakni apabila ujung
umbi dipotong akan tampak tunasnya yang berwarna hijau.
Pada bawang Bombay,
ukuran umbi bibit lebih besar, yaitu antara 10-20 gram. Sehari sebelum umbi
ditanam, ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian.
Pemotongan ujung
umbi ini penting untuk mendorong:
- Umbi
tumbuh merata.
- Banyak
anakan dan daun yang terbentuk.
- Umbi cepat tumbuh, karena ujung umbi bersifat menghambat pertumbuhan (memperpendek masa istirahat umbi)
Bila umbi bibit terlalu besar, atau persediaan bibit tidak
mencukupi, umbi tersebut dapat dibelah. Pembelahan harus dilakukan sedemikian
rupa, hingga tiap belahan disertai dasar cakramnya (discus) dengan arah membujur.
Tiap umbi dapat dibelah menjadi 2-4 bagian. Akan tetapi bibit belahan ini akan
menghasilkan umbi yang lebih sedikit, hingga produksi lebih rendah dari pada
bibit utuh.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Disini