1. Bima Brebes
Varietas lokal asal Brebes ini sudah sudah bisa di panen pada umur 60 hari setelah tanam. Jumlah
produksinya tergolong tinggi, yakni mencapai 10 ton/ha umbi kering dengan susut
bobot umbi 22 % dari bobot panen basah. Daunnya berwarna hijau, berbentuk
silindris, dan berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong, dan bercincin
kecil pada leher
cakramnya. Bima Brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii), tetapi
peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophtora porii). Daerah penanamannya
lebih cocok di dataran rendah.
2. Medan
Varietas ini banyak ditanam di daerah Samosir, Sumatera Utara.
Umur panennya lebih lama dari Bima Brebes, yakni 70 hari setelah tanam. Jumlah
produksi umbi rata-rata 7 ton/ha umbi kering. Susut bobot umbi tergolong
tinggi, yakni 25 % dari bobot panen basah. Varietas ini mudah berbunga.
Bunganya berwarna putih. daun berbentuk silindris dengan bagian tengah
berlubang dan berwarna hijau. Bentuk umbi bulat dengan ujung meruncing dan
berwarna merah. Satu rumpun terdiri 6-12 anakan. daerah penanamannya lebih
fleksibel, dapat ditanam di datara tinggi maupun rendah. Tanaman ini cukup
resisten terhadap penyait busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung
daun.
3. Maja Cipanas
Varietas ini merupakan varietas local asal Cipanas, Cianjur. Umur
panennya 60 hari setelah tanam dengan jumlah produksi mencapai 11 ton/ha umbi
kering. Susut bobot umbi kering tergolong besar, yakni 25% dari bobot panen
basah. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk silindris, dan berlubang. Umbi
berwarna merah tua, berbentuk bulat –gepeng, dan berkeriput. Jumlah anakan umbi
6-12 per rumpun. Maja Cipanas cukup resisten terhadap penyakit busuk umbi,
tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun. tanaman ini dapat ditanam di
dataran tinggi maupun rendah.
4. Keling
Varietas lokal ini berasal dari majalengka. Umbinya baru bisa
dipanen pada umur 70 hari setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata-rata
mencapai 8 ton/ha umbi kering. Susut bobot umbi relatif rendah, yakni 15% dari bobot anen basah.
Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan berlubang. Umbi berwarna merah
muda. berbentuk bulat-gepeng, dan berkeriput. dalam satu rumpun dapat 7-13
anakan. Pertumbhan varietas keing akan lebih baik bila ditanam di dataran
rendah. Varietas ini cukup resisten terhadap penyakit busuk umbi, tetapi peka
terhadap penyakit busuk ujung daun.
5. Ampenan
Daerah asal varietas ini adalah Ampenan, Bali. Umbi dipanen pada
umur 70 hari setelah tanam. Produksinya tidak jauh berbeda dengan varietas
lainnya, yakni antara 9-12 ton/ha umbi kering. Daunnya berwarna hijau,
berbentuk silindris, dan berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk
lonjong dengan jumlah anakan dalam satu rumpun lebih dai 10 anakan. Varietas
Ampenan resisten terhdap penaykit busuk umbi, tetapi peka terhadap penaykit
busuk ujung daun. Selain itu, varietas ini sangat peka terhadap hujan, karena
baik ditanam pada musim kemarau.
6. Sumenep
Varietas lokal asal Sumenep. Madura ini mempunyai ciri yang menonjol sehingga mudah dibedakan dari varietas lainnya. Ciri tersebut sebagai berikut. Umbinya berwarna kuning pucat sampai merah muda kekuning-kuningan pucat dan bergaris-garis halus. Sewaktu masih di lahan umbinya berwarna keputih-putihan. Bentuk umbi bulat panjang. bawang ini banyak diolah menjadi bawang goring karena hasilnya mempunyai kualitas baik, tahan kering, dan aromanya sangat digemari.
Varietas lokal asal Sumenep. Madura ini mempunyai ciri yang menonjol sehingga mudah dibedakan dari varietas lainnya. Ciri tersebut sebagai berikut. Umbinya berwarna kuning pucat sampai merah muda kekuning-kuningan pucat dan bergaris-garis halus. Sewaktu masih di lahan umbinya berwarna keputih-putihan. Bentuk umbi bulat panjang. bawang ini banyak diolah menjadi bawang goring karena hasilnya mempunyai kualitas baik, tahan kering, dan aromanya sangat digemari.
Varietas
Sumenep baru bisa dipanen pada umur 70 hari setelah tanam dengan jumlah
produksi tergolong tinggi, yakni rata-rata mencapai 12 ton/ha. Daunnya berwarna
hijau dengan bentuk yang lebih besar dibanding varietas lain dan kaku. Dalam
satu rumpun terdpat 5-8 anakan. Umbinya tidak tahan bila disimpan lama.
Varietas ini lebih peka terhadap penyakit busuk umbi.
7.
Kuning
Varietas
ini sudah bisa dipanen pada umur 70 hari setelah tanam. Jumlah produksinya
rata-rata 7 ton/ha umbi kering. Daun berwarna hijau tua, berbentuk silindris,
dan berlubang. Umbinya berwarna merah merona dan berbentuk bulat besar.
Varietas ini paling cocok ditanam pada musim kemarau.
8.
Timor
Varietas
ini berasl dari Tinor Timur. Umbinya berbentuk bulat memanjang dan berwarna
merah tua. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk silindris, dan berlubang. Umur
tanaman berkisar 60-70 hari dengan produksi rata-rata mencapai 9-12 ton/ha.
Jumlah anakan dalam satu rumpun 6-12. Varietas ini cukup resisten terhadap
penyakit busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun.
9.
Lampung
Varietas
lokal asal Lampung ini mempunyai umur panen 60 hari dengan jumlah produksi
sedang, sekitar 8-10 ton. Umbinya berwarna merah tua dan berbentuk bulat. Dalam
satu rumpun terdapat 10-15 anakan.
10. Banteng
Varietas
Banteng berasal dari daerah Tangerang. Umbinya berwarna merah cemerlang,
berbentuk bulat , dan dagingnya kompak. Bawang ini mempunyai aroma yang harum, rasanya
lebih manis, dan jika digoreng lebh renyah disbanding varietas lainnya.
11. Varietas lokal lainnya
Masih
terdapat beberapa varietas lokal lain yang ditanam dibeberapa daerah di
Indonesia, tetapi jumlahnya tidak terlalu besar. Diantaranya adalah varietas
gurgur, sri sakate, bali ijo, jaksana, ashali, betawi, dan jawa.
Varietas
gurgur hamir sama dengan maja Cipanas. Hasil produksinya sedang. Umbinya
berwarna merah dan berbentuk bulat telur. Umur panennya sekitar 60 hari. Umbi
sri sakate berwarna ungu dan berbentuk bulat . Umur panen varietas ini sekitar
60 hari.
Varietas lainnya seperti bali ijo, jaksana, dan jawa,
mempunyai umur panen lebih lama dari kedua varietas di tas, yakni sekitar 80
hari. Sedang varietas ashali bisa dipanen pada umur yang lebih muda, yakni
sekitar 50 hari setelah tanam.
Bawang bali ijo. Mempunyai umur panen yang
lama, yakni 80 hari.
12. Varietas
Impor
Varietas
impor yang sudah ditanam di Indonesia adalah Bangkok, Filipina, dan Australia.
varietas ini umumnya memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibanding varietas
lokal. Beberapa keunggulan varietas bawang merah impor yaitu :
- memiliki bentuk umbi yang bulat dan berukuran besar dengan warna merah memikat
- jumlah anakan umbi banyak,lebih dari 10 anakan.
- hasil produksinya tinggi, rata-rata mencapai 15 ton umbi kering per hektar.
- daya simpan lebih tinggi,serta
- nilai penyusutan dalam pemasaran (ekspor) lebih kecil, sekitar 10% (varietas lokal mencapai 15%).
Bawang merah
varietas impor dipanen tidak jauh berbeda dengan varietas local, yaitu 60-70
hari setelah tanam. Akan tetapi, dalam budi dayanya perlu penanganan yang lebih
hati-hati karena tanaman masih memerlukan adaptasi dengan kondisi ekologis
disekitarnya.
Varietas
bawang merah impor yang banyak ditanam di Indonesia terutama di daerah Brebes
dan Losari Cirebon, adalah Bangkok dan Filipina. Bibit kedua varietas tersebut
bisa didapatkan di dareh tersebut karena sudah dapat dikembangbiakan sendiri.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Disini